Merokok; suatu perilaku yang dapat menyebabkan kecanduan
Kebanyakan orang menyadari karakteristik bahaya yang menyebabkan kecanduan di dalam heroin, alkohol atau obat-obatan lain, sedangkan mereka mempertimbangkan merokok hanya sebagai kebiasaan yang tidak baik saja. Tetapi justru nikotin bahkan lebih menyebabkan kecanduan dibanding alkohol atau heroin. Nikotin yang terdapat di tembakau merupakan suatu stimulans, seperti obat bius kokain atau amphethamin. Lingkup dari masalah yang sedang mengejutkan: heroin bisa membunuh beratus orang dalam satu tahun, tetapi berbagai macam penyakit yang terkait dengan tembakau membunuh lebih banyak tiap minggunya.
Akan tetapi apakah kecanduan nikotin dikualifikasikan sebagai suatu penyakit yang menyebabkan kecanduan? Dapatkah itu digolongkan kecanduan? berikut ini adalah akibat dari kebiasaan merokok :
- PAKSAAN Para perokok yang mencoba untuk berhenti dan kemudian kembali, mereka seperti mengalami paksaan yang sangat kuat dari diri sendiri sehingga mereka mengkonsumsi lebih banyak lagi rokok dibandingkan sebelumnya.
- PENGGUNAAN YANG DITERUSKAN Kebanyakan perokok mulai melakukanya di umur anak belasan tahun dan berlanjut hingga merokok setidaknya sepuluh tahun kedepan sebelum mereka meninggalkan kebiasaan tersebut.
- PERMASALAHAN MEDIS Aspek negatif dari merokok kepada tubuh seperti sesak nafas, batuk, penyakit paru-paru atau beberapa penyakit kanker yang dapat memperpendek umur para perokok.
- TOLERANSI Kebanyakan perokok mulai dengan satu batang rokok sehari dan secara berangsur-angsur meningkatkan konsumsi rokok sampai mereka mendekati satu bungkus perhari. Sebagian orang bisa mengkonsumsi sebanyak dua, tiga atau bahkan empat bungkus dalam periode dua puluh empat jam.
- KECANDUAN Saat perokok mencoba untuk berhenti atau mengurangi konsumsi rokok, mereka menjadi emosional, dan gelisah dikarenakan menurunya kadar nikotin di dalam aliran darahnya. Kemudian, mereka menambah kadar nikotin dengan merokok lebih banyak.
- SISTEM PERTAHANAN Lain halnya dengan efek negatif heroin atau obat-obatan yang menyebabkan kecanduan, efeknya lebih kuat dan nyata di dalam suatu jangka waktu yang pendek. Sedangkan merokok akan kelihatan kuat dan nyata di dalam suatu periode waktu yang lama. Perokok yang merokok banyak, dalam satu hari organ-organ tubuhnya masih berfungsi sebagaimana orang-orang normal sampai beberapa tahun. Saat mereka mulai merokok di masa remaja, lima belas tahun kemudian kanker akan berkembang di paru-paru mereka. Lebih- lebih lagi merokok disahkan oleh undang-undang, jadi mereka lebih bebas dari para pencandu narkoba dan miras. Bahkan mereka mengembangkan opini “Semua orang boleh merokok, bahkan para dokter pun melakukanya !; Kamu tidak punya urusan untuk meminta pada aku untuk tidak merokok; Aku punya hak untuk merokok!; Ini badanku,ini uang ku, ini aku, mengapa menjadi sangat ribut?; Semua orang akan mati bagaimanapun, mengapa aku tidak merokok?; Merokok membuat aku menjadi lebih lebih baik dan membantu aku lebih berkonsentrasi YOU KNOW, BUT YOU DO IT !!!
Sangat banyak orang-orang berpikir tidak ada yang salah dengan hidup mereka dan kemudian mereka mati oleh karena kecanduan rokok. Dan lebih buruk, tidak sama dengan pencandu obat-obatan yang membahayakan diri mereka, perokok dapat merugikan tidak hanya diri mereka saja, tetapi juga mereka yang berada didekat perokok bernafas menghisap asap para perokok. Mereka menjadi perokok pasif, dan beresiko juga terkena penyakit seperti diatas. Banyak orang-orang tetap pada tuntutannya akan merokok, bahkan di tempat umum. Sungguh menjengkelkan, bayangkan saja didalam bis yang penuh asap rokok pasti sumpeknya minta ampun.
Orang-orang sebenarnya sadar akan ancaman kesehatan akibat merokok hanya saja justru mereka mengomel setiap ada peningkatan harga rokok, walaupun begitu dengan damainya mereka membelanjakan banyak uang dalam satu bulan untuk rokok.
Taken from Contact magazine Vol 7/99
Translated & rewraited by Sonyol.