Dari pasar bawah Bukit Tinggi aku naik angkot menuju terminal Jambu Air, mencari bis yang akan membawaku ke Solok. Sekitar jam 3 sore, bis melaju menuju terminal bareh Solok. Di perjalanan aku di suguhi pemandangan elok hijau terhampar, melewati Danau Singkarak yang terkenal indah dan mempesona. Hanya butuh 2 jam untuk sampai di Solok, lalu perjalanan ku lanjutkan lagi menuju bukik Sileh dengan menumpangi mobil colt dan membayar ongkos Rp. 3000.
Bukik sileh merupakan desa kecil dibawah kaki gunung Talang. Masyarakatnya bekerja sebagai petani. Beras solok yang terkenal enak untuk di konsumsi itu sebagian besar dipasok dari sini. Sayur-mayur serta palawija yang akan disuplai ke SumBar dan sebagian besar Riau juga dihasilkan dari bumi Bukik Soleh. Pukul 19:00 WIB, Aku mencari informasi tentang gunung Talang kepada penduduk dan langsung diantarkan oleh seorang pemuda setempat menuju pos pendakian (studio photo pink pasar Bukik Sileh) yang dikelola oleh sekretariat bersama pecinta alam Bumatera Barat. Setelah mengisi buku tamu dan membayar restribusi seikhlasnya perjalanan kulanjutkan menuju kampung bawah gunung. Kurang lebih 2 jam perjalanan kaki aku tiba disebuah rumah kediaman Pak Siman yang rumahnya biasanya digunakan pendaki Gunung Talang untuk dijadikan base camp pendakian. Jam 22.00 Wib aku langsung istirahat dan memulai pendakian besok paginya.
Dengan berbekal Daypack berisi logistik dan pakaian ganti dan Handycam, aku naik menuju puncak Talang dengan ketinggian 2575 dpl. Kumulai pendakian jam 09.00 Wib , karena jalur pendakiaan yang tidak terlalu sulit, melewati ladang penduduk, hutan basah, dan tidak terlalu curam. Hanya dibutuhkan waktu 4 jam plus istirahat untuk sampai dipuncak Talang.
Diperjalanan tidak ada sumber air, hanya ada sumber air belerang diladang penduduk dan hati-hatilah derngan binatang buas karena jejak Hareimau ada dimana-mana. Termasak Harimau jadi-jadian karena penduduk disekitar di gunung Talang sangat memegang budaya dan mistik dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Batas vegetasi Gunung Talang dipenuhi dengan Edelwis dan ada sumber belerang dengan lubang 1 x 0,4 meter yang terus konstan mengepulkan asap. Tak tersa aku telah menginjakkan kaki di Puncak Talang.
Puncak yang kecil tapi menurutku inilah Gunung Yang paling indah di Sumatra Barat. Dari puncak bisa disaksikan danau diatas, danau dibawah, Danau Singkarak dan Danau Talang dan masih ada satu telaga dibawah puncak jika kita turun kurang lebih Tiga Puluh Menit perjalanan. Puncak Kerinci dan Puncak Merapi merupakan satu garis jika dilihat dari puncak gunung Talang.
Aku tak ingin berlama di puncak, karena perbekalan menipis. Hanya ada cemilan kecil ditambah sebotol air. Survive bukan… tapi bagian dari manajemen perjalananku karena kau harusa menghemat waktu untuk segera tiba di gunung selanjutnya. Jam empat sore aku tiba kembali dirumah Pak Siman dan akan segera pulang meninggalkan Bukik Sileh. 13 Agustus 2003
Indra Qonyek, Single Fighter Seven Sumit Of Andalas.
Bukik sileh merupakan desa kecil dibawah kaki gunung Talang. Masyarakatnya bekerja sebagai petani. Beras solok yang terkenal enak untuk di konsumsi itu sebagian besar dipasok dari sini. Sayur-mayur serta palawija yang akan disuplai ke SumBar dan sebagian besar Riau juga dihasilkan dari bumi Bukik Soleh. Pukul 19:00 WIB, Aku mencari informasi tentang gunung Talang kepada penduduk dan langsung diantarkan oleh seorang pemuda setempat menuju pos pendakian (studio photo pink pasar Bukik Sileh) yang dikelola oleh sekretariat bersama pecinta alam Bumatera Barat. Setelah mengisi buku tamu dan membayar restribusi seikhlasnya perjalanan kulanjutkan menuju kampung bawah gunung. Kurang lebih 2 jam perjalanan kaki aku tiba disebuah rumah kediaman Pak Siman yang rumahnya biasanya digunakan pendaki Gunung Talang untuk dijadikan base camp pendakian. Jam 22.00 Wib aku langsung istirahat dan memulai pendakian besok paginya.
Dengan berbekal Daypack berisi logistik dan pakaian ganti dan Handycam, aku naik menuju puncak Talang dengan ketinggian 2575 dpl. Kumulai pendakian jam 09.00 Wib , karena jalur pendakiaan yang tidak terlalu sulit, melewati ladang penduduk, hutan basah, dan tidak terlalu curam. Hanya dibutuhkan waktu 4 jam plus istirahat untuk sampai dipuncak Talang.
Diperjalanan tidak ada sumber air, hanya ada sumber air belerang diladang penduduk dan hati-hatilah derngan binatang buas karena jejak Hareimau ada dimana-mana. Termasak Harimau jadi-jadian karena penduduk disekitar di gunung Talang sangat memegang budaya dan mistik dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Batas vegetasi Gunung Talang dipenuhi dengan Edelwis dan ada sumber belerang dengan lubang 1 x 0,4 meter yang terus konstan mengepulkan asap. Tak tersa aku telah menginjakkan kaki di Puncak Talang.
Puncak yang kecil tapi menurutku inilah Gunung Yang paling indah di Sumatra Barat. Dari puncak bisa disaksikan danau diatas, danau dibawah, Danau Singkarak dan Danau Talang dan masih ada satu telaga dibawah puncak jika kita turun kurang lebih Tiga Puluh Menit perjalanan. Puncak Kerinci dan Puncak Merapi merupakan satu garis jika dilihat dari puncak gunung Talang.
Aku tak ingin berlama di puncak, karena perbekalan menipis. Hanya ada cemilan kecil ditambah sebotol air. Survive bukan… tapi bagian dari manajemen perjalananku karena kau harusa menghemat waktu untuk segera tiba di gunung selanjutnya. Jam empat sore aku tiba kembali dirumah Pak Siman dan akan segera pulang meninggalkan Bukik Sileh. 13 Agustus 2003
Indra Qonyek, Single Fighter Seven Sumit Of Andalas.
No comments:
Post a Comment